KOMANG ( 2025 )



REVIEW - KOMANG Rasyidharry 04 April 2025 Film Indonesia , Cukup , REVIEW , Romance

Raim Laode (Kiesha Alvaro), seorang pemuda Sulawesi yang memeluk agama islam , menjalankan sholat sambil menghadap ke arah barat . Komang (Aurora Ribero), sang gadis turunan Bali penganut Hindu bersembahyang ke Timur. Kiblat ke-2 nya bersimpangan . Juga di kemudian hari , saat Raim mengelana ke Jakarta, samudera menjadi pembatas luas bagi mereka . Tetapi seperti yang telah ditampilkan oleh jutaan-an narasi romansa, kemampuan cinta akan memenuhi berbagai batas di atas.

Film yang kurang lebih ambil ide dari lagu trending dengan judul sama kreasi Raim Laode ini datang dengan semangat sama . Sepintas tidak ada yang khusus . Apalagi ingat cerita nya berdasarkankan pada kejadian nyata , hingga 400 ribu orang yang sudah melihat sampai tulisan ini dibikin juga rasanya tahu jika pada akhirnya cinta akan menjadi juara .

Tetapi Komang memang tidak punya niat menggedor pakem. Dokumen bikinan Evelyn Afnilia, yang mahir menyusun kata -kata memiliki makna tanpa memakai hiberpola terlalu berlebihan , Seolah ingin mengingati jika jatuh hati akan berasa cantik , tidak peduli berapa klise kejadian untuk kejadian yang dialami oleh sepasang pacar .

Pada suatu peristiwa perjumpaan mereka, Komang mampu memancing tawa Raim dengan komedi gelap berkenaan almarhum ayahnya. Sesudahnya juga , semua kegiatan kencan ke-2 nya selalu warna coklat tawa. Bahkan juga kecanggungan di antara dua manusia yang baru bertemu juga bisa direspon positif lewat tawa. Argumen

Tersebut Komang begitu menggembirakan dituruti . Presentasinya jauh dari kekakuan. Begitupun chemistry yang dirajut oleh Kiesha, yang pada akhirnya menunjukkan kelaikannya sebagai artis , dan Aurora, yang selalu cermat memproses gaya bicara . Dinamika yang terjaga mempermudah menonton yakini jika Raim dan Komang memang dua pribadi yang sama-sama mencintai . Pembimbingan Naya Anindita yang menyutradarai lagi film layar-lebar semenjak Eggnoid enam tahun kemarin juga mampu meluapkan rasa yang manis melalui formasi beberapa momen romantis yang membumi. Gerakan seperti menggamit tangan, dua mata yang sama-sama melihat penuh rasa, atau perlakuan yang walaupun berkesan sederhana , menunjukkan konsep "talk less do more" dari protagonisnya, digunakan sebagai amunisi khusus . Penceritaannya memang tersisa sejumlah keganjilan kecil, sebutkan penyelip episode masalah hukuman Raim ke Amsterdam yang tidak pernah dijelaskan argumentasinya . Tetapi satu poin yang cukup mengusik adalah pemaparannya yang condong berat di samping berkenaan cinta berbeda agamanya. Saat ibunda Komang, Meme (Ayu Laksmi), melihat sinis status Raim jadi orang Islam, karena itu orangtua dari faksi sang pria (Cut Mini dan Mathias Muchus) selalu berlaku tolerir , termasuk saat malas





mengolah sapi karena Komang makan dengan mereka . Sikap Meme sebenarnya bisa dijustifikasi, ingat trauma karena "kehilangan" putri pertama nya yang beralih agama. Tetapi bagaimana dengan komentar miring beberapa tetangga mengenai rumor itu , atau keluh kesah beberapa keluarga masalah tiadanya lawar babi di menu masakan?

Untungnya disekitaran itu , Komang yang teratur membawa keunggulan yang lebih mencolok . Terutama bila mengulas penampilan dua artis aktor ibu masing-masing protagonis. Saat Ayu Laksmi mahir mengungkapkan perasaan sakit menyerang dibalik semua keteguhan yang tetap Meme hadirkan di atas , Cut Mini mampu mengaduk-aduk emosi saat menampilkan keteguhan meskipun tengah dilanda duka. Mungkin humanisme yang ditampilkan beberapa pelakonnya berikut yang membuat Komang mempunyai rasa, bukannya hanya parade kata-kata puitis berlagak romantis.-REVIEW - JUMBO-REVIEW - PABRIK GULA-REVIEW - A MINECRAFT MOVIE-REVIEW - HIDUP INI TERLALU BANYAK KAMU-REVIEW - QODRAT 2-REVIEW - KOMANG-REVIEW - GUNA-GUNA ISTRI MUDA-REVIEW - EXORCISM CHRONICLES: THE AWALPosting Lebih Baru Posting LamaIBX5AFD2842C16F4



Posting Komentar untuk " KOMANG ( 2025 )"