PABRIK GULA UNCUT 21+ 2025






Seperti Badarawuhi di Dusun Penari tahun kemarin , Pabrik Gula yang mengadopsi lagi narasi dari SimpleMan, tampil seperti remake dari KKN di Dusun Penari dengan pembaruan kualitas di mana-mana . Namun sekarang keserupaannya lebih jelas , seolah menjadi bukti jika kerjasama MD Pictures dan SimpleMan sudah menemukan paketnya, yang tetap diubah-ubah sama sesuai keperluan .

Di Pabrik Gula kita berjumpa lagi satu kelompok rekan yang ingin tinggal di tempat asing untuk beberapa lama, tanpa tahu jika tempat itu menyimpan narasi mistik . Perbedaannya , mereka bukan pelajar tetapi pekerja , juga bukannya dusun lokasi KKN, tujuan tujuan adalah sebuah pabrik gula.

Endah (Ersya Aurelia), Naning (Erika Carlina), dan Wati (Wavi Zihan) ada di satu loji. Demikian juga beberapa pekerja lelaki : Fadhil (Arbani Yasiz), Hendra (Bukie B. Mansyur), Dwi ( Bijak Alfiansyah), dan Franky alias Mulyono (Benidictus Siregar). Demikian pula melalui jam 9 malam, persistnya setelah sirene mengeluarkan bunyi yang dikatakan sebagai "jam merah", tidak ada yang bisa keluar loji. Ketika pelanggaran terjadi , teror juga mematikan diawali .

Sebenarnya Pabrik Gula tidak dapat tersebut mempunyai jalur oke . Sejumlah hal yang mempunyai potensi mendatangkan eksploitasi menarik, seperti mitologi berkenaan kerajaan iblis yang berkuasapabrik dengan beragam macam tipe hantunya, sampai komponen whodunit sekitar "siapa sebetulnya yang menyalahi ketentuan ?", cuma dijelaskan sekalian kemarin. Belum juga , sama KKN di Dusun Penari yang hampir tidak pernah menampilkan kegiatan KKN tersebut , kegiatan rutin beberapa pekerja sangat jarang-jarang ditampilkan . Seandainya gula yang ditukarkan dengan produk lain juga tidak akan ada ketidaksamaan makna .

Untungnya kali ini dokumen bikinan Lele Laila tidak terjerat dalam kesan-kesan serius. Sama slogan " acara pesta masyarakat " yang jadi alat pemasaran filmnya, Lele ingin menarik penonton bergembira . Di sanalah duet Franky dan Dwi memikul peran penting. Lelucon untuk lelucon dihantarkan demikian mulus oleh gabungan maut Benidictus Siregar dan Bijak Alfiansyah. Ketika beberapa ide terornya tidak inovatif , sepak-terjang ke-2 nya mampu membantu Pabrik Gula mencapai tujuannya menjadi seram yang tampil " hebat " daripada " takut ". Meski tetap memercayakan jumpscare, minimal penulisan Lele tidak lupa membuat jembatan, hingga berlainan dengan KKN di Dusun Penari, Pabrik Gula semakin terasa sebagai "film yang layak" dibandingkan sekadar gabungan teror dengan sembarangan .

Ketersediaan untuk memerhatikan beberapa hal seperti "bridging" dan "build-up" juga ( termasuk episode pembuka yang menunjukkan beberapa personalitasnya berhubungan dengan berbahagia ) yang membuat konklusinya bisa meninggalkan rasa yang pahit sebagai imbas sebuah bencana .

Di sisi lain , Awi Suryadi sebagai sutradara menampilkan lagi teknik eksploitasi oke . Sebagian besar kemunculan makhluk lembut diimbangi oleh trik teknik yang mengundang decak takjub , entahlah dari tatakamera , penyuntingan, atau penggunaan dampak komputer yang pas . Ditolong oleh tata kamera instruksi Arfian ( ke-2 nya sebelumnya pernah bekerja sama di Saat sebelum 7 Hari, Perewangan, Do You See What I See, Cerita Tanah Jawa: Pocong Gundul), Awi juga mengoles filmnya agar terlihat istimewa melalui opsi shot-nya.

Satu kali lagi , kreasi gagasan mungkin bukan suatu hal yang dipunyai oleh Pabrik Gula saat melontarkan teror . Tetapi jumpscare-nya dikerjakan kompak , diimbangi timing yang akurat , juga tidak berasa mengganggu karena cermat mengatur volume suara . Saat di set ke-3 , Dewi Pakis yang memainkan Mbah Jinnah sebagai satu diantara dua dukun yang menjaga keamanan pabrik, mengganas di tengah-tengah episode upacara persembahan, susah menolak daya hibur Pabrik Gula sebagai sebuah seram blockbuster.


PABRIK GULA UNCUT 21+ 2025


Posting Komentar untuk "PABRIK GULA UNCUT 21+ 2025"